Pages

Thursday, April 8, 2010

Apakah saya normal?



Hidup ini sudah saya jalani selama 19 tahun 10 bulan terhitung hari ini. Saya sering berpikir saya normal apa tidak? Saya lahir dengan berat 4,6 kg dengan panjang 53 cm. Itu saja sudah beda dari yang lainnya. Lalu saya masuk SD dalam keadaan belum cukup umur yaitu 4,5 tahun bahkan mama saya cerita bahwa waktu itu saya sebenarnya tidak diperbolehkan masuk kelas karena belum cukup umur tapi saya nyelonong ajah masuk ke kelas dan mulai belajar dengan yang lain. Lagi lagi saya berpikir apakah ini normal? Dan saya selalu menjadi yang termuda dikelas kecuali pas SMK itu pun sebenarnya yang lebih muda dari saya masih dicurigakan kebenarannya. Mukanya tuwir bow :D

19 tahun 10 bulan bukanlah waktu yang sebentar, kalo ibarat pohon udah bercabang berapa kali. Tapi inilah kenyataannya. Pahitnya selama 19 tahun 10 bulan ini saya belum pernah mengalami pengalaman unik percintaan. Lagi-lagi saya berpikir ini normal ga sih? Kenapa saya bilang unik karena saya melihat orang-orang disekitar saya yang menjadi pencinta, mereka berubah menjadi unik. Terkadang hal yang pahit tentang pasangannya mereka sebutkan dengan manis hanya demi menyenangkan hati pasangan. Unik kan? lagi-lagi batasan. Keunikan yang lain adalah mereka menganggap diri mereka bukan satu orang lagi tapi dua orang yang akhirnya membuat mereka berpikiran lebih luas lagi. Mikirin diri sendiri ajah udah ribet apalagi mikirin orang lain. Seperti dia sudah makan atau belum?, sudah mandi atau belum?, lagi melakukan apa? hal-hal seperti ini. Tapi uniknya mereka menikmati itu. Menikmati semua pertanyaan itu yang katanya merupakan bagian dari tembok yang disebut PERHATIAN.

Saya normal ga sih? saya belum pernah pacaran. Tapi jangan karena paragraf diatas lalu kalian menyimpulkan saya tidak ingin berpacaran. Saya ingin sekali mengalami keunikan itu. Teman banyak bilang kalau saya tidak jelek. Saya sering berpikir apa masalahnya? apa penghalangnya? Mama bilang karena saya jutek. Jutek.. ini aneh bagi saya. Karena saya memang tidak akan berbicara banyak kepada orang yang saya tidak kenal. Dan akan memasang muka aneh jika yang melihat saya adalah sosok bapak-bapak hitam atau mas-mas dengan poni lempar yang menutupi matanya, saya kurang yakin juga apa dia bisa melihat jelas dengan gaya seperti itu. Tapi salahkah saya jutek dengan mereka? jujur itu ekspresi alam bawah sadar saya.

Saya coba berubah tapi memang sulit. Karena yang saya hadapi adalah habit yang sudah mengakar selama 19 tahun 10 bulan. Senyum adalah hal pertama yang diajarkan oleh kakak saya. Dia bilang senyum itu mengarah langsung ke hati. Dari mata turun ke hati, ternyata idiom itu benar adanya. Sialnya itu terjadi terhadap saya, saya suka dengan seseorang karena senyumannya yang dengan polosnya saya bilang "manis". Ketika dia lewat saya selalu memberikan senyuman yang terindah dari diri saya. Tapi saya tidak tahu apakah itu turun juga dihatinya seperti senyuman dia yang turun ke hati saya dan parahnya menetap. Semoga tidak jadi penghuni tetap, sementara saja. Karena dia dan saya tidak akan pernah bersama kalo kata The Virgin "Cinta Terlarang" Forbidden Love. wakakakaakkaak.

Mencari cinta, saya ga suka dengan kata cari karena saya ga pernah kehilangan. Jadi buat apa saya mencari. Menunggu juga saya kurang suka karena selama ini ada usaha yang saya lakukan. Mungkin yang paling tepat adalah BERAKSI untuk cinta. Saya akan beraksi dengan rajin-rajin senyum. Karena senyuman saya lah yang indah dari diri saya. Saya yakin suatu saat nanti senyuman saya bisa turun ke sebuah hati dan menetap disana dan kepada orang itu saya janjikan cinta sepenuhnya. But i just haven't met you yet kata Michael Buble dan kata saya juga. Tuhan ku yang melampaui segala akalku, Kau lebih mengerti aku dibanding diriku sendiri. Aku yakin Kau akan memberikan yang terbaik bagiku. Dan jika saat itu tiba, hanya satu ucapku Terima Kasih untuk Anugerah ini dan akan ku jaga dia dengan baik. Amien.

1 comment: